Sobat Memudahkan pasti sudah mengetahui bahwa layanan BBM akan dihentikan pada 31 Mei 2019. Hari ini, kan? Iya, hari ini, sob. Sudah tahu, min. Kan sejak 18 April lalu rame beritanya. Sayang sekali ya, padahal dulu BBM sangat diminati oleh pengguna smartphone BlackBerry, dan bahkan begitu dinanti kehadirannya oleh pengguna Android dan iOS.
Saya sendiri belum pernah mencoba BBM di smartphone BlackBerry, karena memang tidak punya hapenya 😁 Smartphone pertama saya adalah Android. Itu pun masih bersistem operasi Android 2.3 Gingerbread. Sehingga saat aplikasi BBM untuk Android pertama kali dirilis (23 Oktober 2013), saya tidak bisa langsung mencobanya, sob.
Kenapa begitu? Pada awal peluncurannya, BBM Android hanya bisa dipasang pada Android 4.0 ke atas (ICS = Ice Cream Sandwich). Otomatis pengguna Android lawas (termasuk saya) hanya bisa melongo melihat para netizen saling tukar PIN BBM di media sosial.
BBM untuk Android Gingerbread
Beberapa bulan kemudian, beredar kabar bahwa BlackBerry sedang meracik aplikasi BBM khusus untuk Android Gingerbread. Langkah yang bagus menurut saya, mengingat saat itu Android Gingerbread masih digunakan oleh 21% pengguna aktif dari seluruh dunia. Benar saja, ketika file APK BBM untuk Android Gingerbread versi beta bocor (Januari 2014), blog Memudahkan ini banjir pengunjung, sob.
Puncaknya, pada pertengahan Februari 2014, BlackBerry resmi merilis aplikasi BBM untuk Android Gingerbread di Play Store. Di luar dugaan saya, peminat BBM Gingerbread versi Play Store yang mampir ke blog ini ternyata banyak sekali, melebihi saat versi beta-nya keluar. Belum lagi serbuan para netizen pengguna Gingerbread yang baru kelar pasang BBM, langsung rame linimasa medsos saya dengan tebaran PIN BBM (layaknya saat BBM Android pertama kali dilepas ke publik). Serasa dejavu, tapi kali ini saya pun ikut-ikutan share PIN BBM 😅
Dengan resminya BBM untuk Android, termasuk versi Gingerbread, ditambah lagi versi iOS/iPhone, serta versi Windows Phone, aplikasi BBM jelas tak lagi eksklusif, bukan lagi monopoli pengguna ponsel BlackBerry yang dulunya bisa berbangga dengan PIN BBM mereka. Beragam meme mengenai hal tersebut mudah ditemukan kala itu, salah satunya meme mengenai PING berikut ini.
Bagaimana perasaanmu bila BlackBerry Z10 mu di-PING dengan Cross (sekarang Evercoss)? So dark.. tapi itulah salah satu gambaran perasaan pengguna BlackBerry saat itu, yang harus menerima kenyataan bahwa ponsel BB dan PIN BBM tak lagi bisa dijadikan simbol status sosial, hmmm....
Buat yang belum tahu, PING adalah fitur BBM yang umumnya digunakan untuk mengirim isyarat ke teman chat agar segera membalas pesan kita. Di masa sekarang, PING atau P sering digunakan pengguna aplikasi perpesanan instan selain BBM untuk tujuan yang sama.
Kembali ke BBM untuk Android Gingerbread. Berbeda dengan versi regulernya yang dilengkapi bermacam fitur macam Channel dan Timeline, BBM Gingerbread rupanya hanya bisa buat chatingan saja, sob. Bisa dibilang BBM GB adalah versi lite yang miskin fitur. Hal itu bisa dimaklumi karena pengguna ponsel Android Gingerbread bisa dipastikan semakin berkurang dari waktu ke waktu. Sepanjang riwayatnya, BBM GB hanya memperoleh sekali update saja.
Iklan Mulai Singgah di BBM
Pada perkembangan selanjutnya, sekitar Maret 2015, BBM mulai disisipi iklan yang bisa dihilangkan dengan sistem langganan. Di samping itu, BBM juga menawarkan custom PIN (bisa diedit sesuai selera) dengan sistem yang sama. Sampai di sini, saya mulai menganggap BBM sudah kehilangan momentumnya.
Anggapan saya ternyata tak sepenuhnya benar, pada akhir tahun 2015, aplikasi BBM untuk Android mendapatkan update besar. Beberapa fitur baru ditambahkan guna menarik lebih banyak pengguna, seperti fitur search, edit, dan hapus pesan dalam obrolan (jauh sebelum WhatsApp berpikir untuk merilis fitur yang sama).
Seiring waktu berjalan, BlackBerry akhirnya merilis fitur video call di aplikasi BBM untuk Android (Juni 2016). Iya, sebelumnya fitur tersebut hanya tersedia untuk ponsel BB berbasis BB10 saja sob, seperti BB Z10, Q10, Q5, Z30, Z3, Passport, Classic, Leap, dsb. Berhubung saat itu BlackBerry sudah punya produk berbasis Android (PRIV dll.), maka tidak ada salahnya bisa fitur tersebut diaplikasikan ke BBM Android.
BBM di Bawah Emtek Indonesia
Walaupun terbilang sebagai pengguna BBM yang jarang aktif, sampai artikel ini diketik, saya masih rutin memperbarui aplikasi yang pada akhirnya dilisensikan ke Emtek tersebut. Iya, sejak pertengahan tahun 2016, aplikasi BBM sudah sepenuhnya dikembangkan oleh Elang Mahkota Teknologi (Emtek) dari Indonesia. Kok begitu? Simpel, karena Indonesia adalah basis pengguna BBM. FYI: Pengguna aktif BBM di Indonesia mencapai 60 juta orang, yang merupakan 80 - 90% pengguna global.
Dari situ BBM semakin kaya fitur, sob. Sebut saja fitur nonton TV online (lewat Vidio.com), fitur edit PIN sesuka hati tanpa dipungut biaya, integrasi DANA, sampai fitur BBM-an lewat laptop atau PC dengan BBM Desktop. Ada satu lagi, sob. Bekerja sama dengan developer MomentCam, BBM meluncurkan BBMoji, aplikasi yang berguna untuk membuat emoji atau emotikon animasi berdasarkan wajah penggunanya.
Time to Say Goodbye, BBM Ditutup
Perilisan fitur dan aplikasi baru tersebut sempat membuat saya percaya bahwa BBM masih eksis dan tidak akan ditutup dalam waktu dekat. Meski demikian, kenyataan berkata lain 😔. 18 April 2019 kemarin saya (dan juga para pengguna BBM lainnya, termasuk Anda) menerima pesan resmi dengan judul Time to Say Goodbye. Sesuai judulnya, pesan tersebut menyatakan bahwa aplikasi BBM akan berhenti beroperasi pada 31 Mei 2019.
Penyebabnya tentu saja karena pengguna BBM memilih beranjak ke platform lain (bisa diartikan sebagai aplikasi chat lain, seperti WhatsApp, Messenger, Line, WeChat, dan Telegram), sementara pengguna baru tidak lagi mudah didapatkan. Sudah cukup jelas saya rasa. Bila segala daya upaya telah dikerahkan, namun hasilnya tidak sesuai hitung-hitungan awal, maka penghentian layanan adalah jalan berat yang harus dipilih agar bisnis tetap berjalan.
BBMe Alias BBM Enterprise
Tapi tenang, sob. Ini bukanlah akhir dari aplikasi BBM. Bisa dikatakan ini hanyalah akhir dari BBM versi Emtek. Pihak BlackBerry sendiri masih memiliki aplikasi BBM Enterprise, yang seperti namanya, ditujukan untuk para pengusaha. Kita-kita tak boleh pakai? Boleh sekali, sob, tapi ada syaratnya. Berbayarkah? Benar, pengguna bisa menggunakan BBM Enterprise atau BBMe secara gratis pada tahun pertama. Selanjutnya akan dikenakan biaya berlangganan sekitar 35 ribu Rupiah per 6 bulan.
BBMe memiliki fitur dasar yang mirip dengan BBM reguler, minus fitur-fitur tambahan yang sekiranya kurang mendukung atmosfer perusahaan. Bicara keamanan, BlackBerry mengklaim BBMe adalah platform pengiriman pesan yang aman (dari penyadapan dan manipulasi data) dan melindungi privasi penggunanya. Sehingga sangat cocok untuk perusahaan maupun individu yang mengutamakan privasi.
Nah, bila Anda belum bisa move on dari BBM, aplikasi BBMe bisa dijadikan alternatif yang menarik. Terlebih lagi bila Anda merupakan pengusaha yang membutuhkan aplikasi perpesanan instant yang mumpuni dalam hal keamanan data serta privasi pengguna. Buat Anda pengguna individu yang ingin mencoba BBMe, pastikan dulu Anda mampu meyakinkan teman-teman Anda untuk ikut serta menggunakannya. Selamat mencoba 😊
Jadilah yang pertama berkomentar
Posting Komentar