08 Oktober 2021

Mengatasi Laptop Kepanasan Alias Overheat

Ditulis oleh pada 8.10.21

Musim panas bisa memanaskan apa saja, termasuk laptop Anda. Tidak semua memang, tapi bila laptop Anda kepanasan, akibatnya bisa dipastikan kurang baik; misalnya performa laptop yang menurun, hang, freeze, muncul blue screen, atau mati (restart) sendiri. Bila itu sering terjadi, masa pakai laptop Anda kemungkinan besar akan berkurang (cepat rusak dan minta ganti baru).

Mengatasi Laptop Kepanasan Alias Overheating

Laptop overheating atau mengalami panas berlebihan bisa disebabkan oleh berbagai hal. Penyebab utamanya adalah meningkatnya suhu prosesor (CPU dan GPU) akibat penggunaan software atau game kelas berat dalam jangka waktu yang lama. Overheating bisa juga disebabkan oleh banyak debu yang bersarang di laptop Anda (terutama laptop yang sudah berumur) sehingga menyebabkan lubang ventilasinya tertutup, kipas tidak bekerja maksimal, atau bahkan rusak dan tidak berputar.

Laptop saya masih terbilang baru dan pakainya biasa saja, kok kepanasan juga? Selain 2 penyebab utama di atas, overheat pada laptop bisa pula terjadi karena beberapa hal berikut sob.

  1. Mengoperasikan laptop di ruangan yang tertutup, minim sirkulasi udara.
  2. Menggunakan laptop di kasur, tempat tidur, sofa, atau permukaan lain yang berpotensi menutup lubang sirkulasi udara laptop.
  3. Menggunakan sistem operasi atau software yang tidak sesuai dengan spesifikasi laptop.
  4. Terlalu banyak perangkat yang terhubung melalui USB.
  5. Kipas atau lubang sirkulasi udara laptop tertutup debu.
  6. Thermal paste di CPU atau GPU sudah mengeras atau tidak efektif lagi.
  7. Masa pakai laptop yang sudah (terlalu) lama.

Nah, agar laptop Anda tidak mengalami panas berlebih yang berujung pada berkurangnya masa pakai, silakan simak tips mudah berikut.

  1. Hindari membuka banyak software kelas berat secara bersamaan dalam waktu yang lama, seperti Photoshop, Ilustrator, After Effects, dan sebagainya.
  2. Bersihkan laptop secara teratur, terutama bagian ventilasi udara (tidak dianjurkan untuk menggunakan penyedot debu).
  3. Tempatkan laptop di permukaan yang rata dan memiliki sirkulasi udara yang baik. Gunakan dudukan laptop yang dilengkapi kipas (cooling pad) sebagai pendingin tambahan.
  4. Kurangi penggunaan perangkat yang terhubung dengan USB, terutama perangkat yang rakus daya seperti harddisk eksternal atau ponsel Android yang numpang ngecharge 😄
  5. Hanya gunakan sistem operasi atau software yang sesuai dengan spesifikasi laptop (kenali kebutuhan minimum yang disarankan oleh pembuat sistem operasi atau software terkait sebelum memasang atau mengaplikasikannya di laptop Anda).
  6. Ganti thermal paste (repaste) dengan thermal paste yang berkualitas. Bisa dilakukan sendiri atau ke pusat servis laptop terpercaya.
  7. Pakai "lem biru", lempar laptop lama lalu beli yang baru 😋

Semua tips di atas sudah saya terapkan, namun laptop saya masih sering overheat lalu mati sendiri, apakah ada solusi lain?

Bila laptop Anda masih baru dan masih dalam masa garansi, sebaiknya segera lakukan klaim ke pihak yang bersangkutan agar segera diperbaiki atau bahkan diganti baru. Jika sebaliknya (laptop jadul seperti milik saya), ada baiknya Anda mengubah pengaturan Processor Power Management pada sistem operasi Windows (7 ke atas).

Selain mengurangi panas yang dihasilkan prosesor, ubahan pada pengaturan tersebut juga bisa membatu menghemat baterai laptop Anda. Efek sampingnya, performa laptop Anda mungkin akan sedikit menurun (walau tak terasa pada penggunaan normal). Selengkapnya simak langkah-langkah berikut ini.

  1. Buka Control Panel → Power Options → Create Power Plan.
  2. Pilih salah satu plan yang tersedia sebagai pengaturan dasar (Power saver misalnya), beri nama sesuka hati lalu klik Next.
  3. Ubah setting-an display dan sleep sesuai keinginan Anda lalu klik Create.
  4. Selanjutnya klik Change plan setting di samping kanan nama plan tadi, lalu klik Change advanced power settings.
  5. Cari Processor power management dan ubah Maximum processor state dari 100% menjadi 80% (baik On battery maupun Plugged in).
Power Options Windows

Berdasarkan pengalaman pribadi, laptop (jadul) saya mulai mengalami overheating ketika prosesor berlari pada frekuensi maksimum atau 100%, pada suhu sekitar 100 derajat celsius (bisa dipantau dengan software SpeedFan atau HWMonitor); ditandai dengan kencangnya kipas berputar (suaranya cukup mengganggu), disusul dengan matinya laptop secara tiba-tiba (tanpa peringatan), tau-tau mati aja.

Nah, setelah bertapa beberapa hari, saya mencoba mengubah Processor Power Management persis seperti yang sudah dijelaskan di atas, dan sampai artikel ini diterbitkan, laptop saya tidak pernah lagi mengalami overheating pada penggunaan normal, menengah, maupun berat.

Sebagai tambahan, seperti yang sudah disinggung di atas, selain menurunkan suhu prosesor (mengatasi overheat) ubahan yang dilakukan pada Processor Power Management, tepatnya di Maximum processor state, juga akan menurunkan performa dari prosesor itu sendiri. Oleh karena itu, lakukan percobaan dengan mengubah maximum processor state antara 90 sampai 70%, amati penurunan suhu prosesor dengan SpeedFan atau HWMonitor, lalu rasakan apakah ada perubahan performa dari laptop Anda. Bila tidak ada perubahan performa yang signifikan dan laptop Anda tak lagi kepanasan lalu mati sendiri, maka pertahankan setting-an tersebut. Selamat mencoba 😊

Memudahkan

Suka dengan artikel Memudahkan?

Dukung kami dengan menonaktifkan ad blocker di browser Anda.

FYI: Beberapa isi di blog ini e.g. gambar, tips khusus, dan konten menarik lainnya akan menghilang ketika Anda menggunakan ad blocker.

Terima kasih :)

×